Jumat, 05 Agustus 2011

Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Pengertian OEE
Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah total pengukuran terhadap performance yang berhubungan dengan availability dari proses produktivitas dan kulitas. Pengukuran OEE menunjukkan seberapa baik perusahaan mengunakan sumber daya yang dimiliki termasuk peralatan, pekerja dan kemampuan untuk memuaskan konsumen dalam hal pengiriman yang sesuai dengan spesifikasi kualitas menurut konsumen.
Menurut Nakajima (1989) dalam Ljungberg (1998), Total Productive Maintenance (TPM) tergantung kepada tiga konsep:
1. Memaksimalkan pengunaan peralatan secara efektif.
2. Perawatan secara otomatis oleh operator.
3. Kelompok aktivitas kecil.
Dari tiga hal tersebut OEE dapat digunakan untuk mengabungkan operasi, perawatan dan manajemen dari peralatan manufaktur dan sumber daya (Dal, 1999: 1489).
Penelitian ini menyatakan bahwa keakuratan performansi data peralatan merupakan kunci sukses dan memperpanjang umur efektivitas dari aktivitas TPM. Apabila peralatan gagal dan menjadi alasan produksi gagal maka hal itu tidak dapat dipahami, karena beberapa kegiatan dari TPM tidak dapat digunakan dengan optimal untuk menyelesaikan masalah utama perusahaan. Kegagalan produksi, bersamaan dengan biaya tak langsung dan biaya tersembunyi. Nakajima (1988) menyatakan bahwa OEE adalah sebuah alat untuk mengukur keberadan dari biaya tersembunyi.
Nakajima (1988) juga memperkirakan bahwa penggunaan OEE yang paling efektif adalah selama proses berlangsung dengan penggunaan dari peralatan dasar kendali kualitas, seperti diagram pareto. Penggunaan dapat menjadi penting untuk keberadaan dari sistem pengukuran performansi perusahaan.

Tujuan OEE
OEE dapat digunakan dalam beberapa jenis tingkatan pada sebuah lingkungan perusahaan. Pertama, OEE dapat digunakan sebagai “Benchmark” untuk mengukur rencana perusahaan dalam performansi.
Kedua, nilai OEE, perkiraan dari suatu aliran produksi, dapat digunakan untuk membandingkan garis performansi melintang dari perusahaan, maka akan terlihat aliran yang tidak penting. Ketiga, jika proses permesinan dilakukan secara individual, OEE dapat mengidentifikasikan mesin mana yang mempunyai performansi buruk, dan bahkan mengindikasikan fokus dari sumber daya TPM (Dal, 1999: 1490).

Perhitungan OEE
Hal-hal yang diperlukan dalam aplikasi Overall Equipment Effectiveness diperusahaan adalah dengan menghitung komponen OEE, yaitu:
Availability Ratio
Elemen Availability Ratio yang digunakan untuk mengukur nilai OEE adalah dengan memperhatikan total waktu kerusakan yang dihasilkan dari unscheduled downtime, proses set-up dan kerusakan yang tidak direncanakan lainnya.
Faktor penting Availability adalah loading time dan operating time. Loading time adalah total waktu produksi dalam sehari, yang dapat dipisahkan dalam beberapa aktivitas yaitu:
Menunggu untuk penyelesaian pesanan.
Tenaga kerja yang tidak tersedia untuk menggantikan operator yang istirahat.
Aktivitas rencana pemeliharan.
Proses perbaikan.
Perawatan mesin oleh operator.
Pelatihan operator.
Dengan demikian formula yang digunakan untuk menghitung availability ratio adalah:
Availability Ratio=(operating time)/(loading time).............................(2.1)
Operating time = loading time – down time
Performance Ratio
Performance merupakan ukuran perbandingan actual speed dari peralatan untuk kecepatan yang ideal. Performance merupakan bagian dari OEE yang mungkin dikalkulasikan dalam beberapa cara yang berbeda.
Nakajima (1988) kesulitan jumlah ukuran output dan definisi Performance merupakan petunjuk dari actual deviation dalam produksi dari ideal cycle time (Dal, 1999).
Performance merupakan hasil net operating time dan operating time. Operating time merupakan peralatan yang menunjuk pada ketidakcocokan antara ideal speed dengan actual operating. Net operating time merupakan ukuran yang diperoleh dari kecepatan proses yang stabil dari waktu tertentu dan merupakan perkalian antara jumlah produksi dengan actual cycle time dibagi dengan operating time. Dengan demikian formulasinya adalah:
Performace Ratio= (proced amount X Theoritical cycle time)/(operating time).......(2.2)

Quality Ratio
Quality dapat digunakan untuk menunjukkan proporsi produksi yang tidak sempurna dengan volume produksi total. Quality meliputi kegagalan pada tahap produksi biasanya pada mesin khusus atau garis produksi.
Processed amount adalah hasil dari proses produksi yang berlangsung. Kalkulasi Quality diidentifikasikan dari kegagalan kualitas, jumlah produk cacat untuk kegagalan kualitas selama proses produksi. Departemen membuat sebuah target untuk Quality adalah 99,5 %. Hal ini merupakan catatan penting bahwa sebuah target dianggap dari kegagalan produk yang diidentifikasikan selama proses permesinan. Pengumpulan data secara efektif dianggap sebagai kunci untuk memperbaiki pengukuran kualitas.
Quality Ratio= (processed amount-defect amount)/(processed amount)........................(2.3)
Dari ketiga faktor diatas maka untuk perhitungan Overall Equipment Effectiveness adalah :
OEE = Availability Ratio (%) x Performance Ratio (%) x Quality Ratio(%)............................................(2.4)
Dalam perhitungan OEE perlu dilakukan perhitungan Downtime dari mesin.

2 silahkan komentar anda disini:

Anonim mengatakan...

wah , sulit juga ya .

sarahimmanuella0511 mengatakan...

apa yang dimaksud dengan garis perfomansi melintang?

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons